Jumat, 29 Juni 2012

Penanganan Kesulitan Menghafal


          Anak-anak memang memiliki kesulitan untuk menghafal sesuatu. Ketika ia dihadapkan pada sesuatu yang abstrak, ia harus berusaha mengenalinya dan memasukannya ke dalam memori. Namun, hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan oleh orang dewasa. Jika proses pengenalannya tidak tepat, si anak tidak akan bisa menghafalnya. Dengan kata lain, si anak kurang bisa memahami konsep yang sedang dihadapinya. Penyebab lainnya berkaitan dengan atensi sehingga si anak tidak memfokuskan pikiran pada obejk yang seharusnya dia bentuk. Bisa saja karena konsentrasinya terbatas. Padahal untu menghafal sebuah materi, konsentrasi dan atensi saling berhubungan erat. Kemampuan organisasi yang  terbatas juga bisa mempengaruhi kemampuan menghafal. Si anak belum terbiasa dan harus dilatih terus. Penyebab-penyabab tadi bisa terjadi karena adanya keterlambatan perkembangan sehingga proses belajar terhambat. Agar kesulitan menghafal ini tidak berkelanjutan hingga anak dewasa, ada baiknya orang tua mengantisipasinya sejak awal. Caranya seperti dibawah ini.


1. Harus membuat sesuatu yang dihafal dekat dengan kehidupan anak. Misalnya sesuatu yang bisa dilihat dan diraba. Hal ini lebih mudah dilakukan anak agar anak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan sampai pada kebutuhan yang sangat kecil.

2. Melatih atensi dan konsentrasi anak dengan cara mendampingi anak ketika sedang belajar terutama soal menghafal dan memberikan ruang yang kondusif sehingga ia lebih fokus. Usahakan agar waktunya tidak terbagi dengan kegiatan lain. Jadi saat anak sedang belajar, jangan menyuruhnya melakukan hal lainatau membiarkan ia berada ditempat yang salah. Ini dilakukan semata-mata untuk menghindari konflik yang menyebabkan konsentrasi terpecah.

3. Mind mapping merupaka salah satu cara mengajarkan anak untuk menhafal yang tepat. Apalagi jika anak tidak terbiasa belajar dengan cara sistematis. Mind mapping  paling sederhana adalah mengaitkan objek hafalan dengan contoh yang dapat diaplikasikan dalam keseharian. Anda bisa menggunakan pengklasifikasian benda atau kata dengan diagram, garis, atau yang lainnya. Yang penting, gunakan konsep “kategorisasi” agar pola pikirannya jadi lebih runtut dan memudahkan dia mengaitkan sesuatu dengan yang lain.

4. Jika masalahnya developmental delay atau keterlambatan perkembangan, gunakan pola “mengulang” sampai anak betul-betul hafal.

5. Kenali gaya atau kebiasaan belajar anak. Apakah anak meruupakan tipe pendengar, visual, atau taktil kinestetik dengan cara meraba atau meemgang atau yang lain. Apapun gayanya, itu dapat membantu anak menghafal lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar