Sabtu, 18 Januari 2014

Jika Saya Menjadi Akuntan Profesional

Jika saya menjadi seorang akuntan profesional, saya akan melaksanakan tugas saya sebagai akuntan dengan baik dan benar. Saya akan selalu mematuhi etika yang berlaku dimasyarakat dan menerapkan etika yang khususnya berlaku bagi seorang akuntan, yang sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab saya untuk memberikan kepercayaan bagi klien atas jasa yang saya berikan. Tentunya tidak mudah menjadi seorang akuntan profesional, banyak tantangan-tantangan yang menguji independensi dan  profesionalime seorang akuntan. Namun, jika saya selalu mematuhi kode etik dan menjadikannya landasan dalam setiap melakukan praktik-praktik dan mengambil suatu keputusan, itu akan membuat eksistensi profesi akuntan menjadi lebih baik lagi, serta membangun kepercayaan publik atas prestasi kerja saya dan kualitas kerja yang baik bagi masyarakat dan klien.
Saya akan menjadi akuntan yang transparan. Cermat dan teliti. Mampu menjaga kerahasiaan informasi klien terhadap kepentingan pihak lain maupun kepentingan pribadi. Berani bersikap jujur demi suatu kebenaran walaupun harus mengorbankan kepentingan pribadi. Dapat dipercaya dan penuh tanggung jawab terhadap tugas saya, tindakan saya, pada publik, sesama rekan dan klien. Memiliki integritas yang tinggi dalam bertindak, dalam situasi apapun. Memiliki rasa objektivitas yang tinggi dalam menginterprestasikan bukti audit dan melaporkan hasil penelaahan laporan keuangan dengan sebenar-benarnya. Selalu hormat pada orang lain, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Saya akan memberikan opini yang wajar, yang memang seharusnya diberikan karena telah mengaudit suatu laporan keuangan dalam keadaan apapun. Saya akan menumbuhkan sikap skeptisisme (sikap yang mencakup pikiran selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit dalam mendeteksi suatu kecurangan)**. Tetap menjaga kepercayaan klien atas kinerja dan profesi saya merupakan hal yang sangat penting bagi seorang akuntan seperti saya dalam menjaga eksistensi dan kredibilitas. Terutama untuk menjaga independensi, integritas dan profesionalisme yang menyangkut keahlian, pengetahuan, dan karakter (kepribadian).
Saya akan terus belajar,menambah wawasan saya salah satunya dengan mencari pengetahuan terbaru terkait isu-isu yang sedang hangat beredar dimasyarakat, mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan menambah pengalaman dengan berbagai penugasan.
Berikut merupakan hal yang akan saya lakukan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harapan publik, yaitu :
  1. Dalam hal fisik : saya akan mengupayakan untuk mengurangi pemakaian kertas secara berlebihan. Selain untuk menyelamatkan penebangan hutan, juga untuk mengurangi limbah kertas. Karena zaman semakin maju, saya akan memanfaatkan media komputer dan internet untuk menginformasikan hal terkait dengan pekerjaan saya.
  2. Dalam hal moral : saya akan terus mematuhi etika dan menjadikan kode etik sebagai landasan dalam bertindak. Selalu bersikap professional dan penuh tanggung jawab. Saya akan terus mensosialisasikan kepada rekan seprofesi, bahwa kode etik itu penting dan harus diutamakan sebagai landasan agar tidak melakukan penyimpangan.
  3. Dalam hal penilaian yang buruk : menumbuhkan sikap skeptisisme agar meminimalisir kesalahan yang terjadi.
  4. Dalam hal aktivis pemangku kepentingan : meyakinkan konsumen dan investor bahwa saya mampu mengerjakan tugas saya dengan baik, benar, jujur dan trasparan. Melaporkan hasil pekerjaan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fakta yang terjadi.
  5. Dalam hal ekonomi : tidak melakukan pemalsuan transaksi atas catatan-catatan keuangan agar tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi
  6. Dalam hal persaingan : tidak mudah terpengaruh untuk ikut melakukan etika praktik yang menyimpang demi keuntungan pribadi dan keserakahan semata. Bersaing secara sehat untuk mempertahankan pekerjaan saya.
  7. Dalam hal penyimpangan keuangan : tidak memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Memikirkan dampak yang akan terjadi jika melakukan suatu penyimpangan.
  8. Dalam hal kegagalan tata kelola : membuat reformasi tata kelola untuk melindungi kepentingan umum dan bersama. Mampu menilai dan memastikan bahwa resiko etika merupakan hal yang penting dan harus dikelola dengan baik. Terus meningkatkan struktur tata kelola yang baik yang benar sesuai dengan etika yang berlaku.
  9. Dalam hal akuntabilitas : tidak melakukan manipulasi data dan hasil laporan audit. Bersikap jujur dan transparansi kepada pihak yang bersangkutan baik investor maupun pemangku kepentingan.
  10. Dalam hal sinergi : terus melakukan perbaikan-perbaikan kualitas kerja menuju hasil yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Membuat keputusan untuk masa depan yang lebih baik lagi melalui tindakan yang etis.
  11. Dalam hal penguatan hukum kelembagaan : membuat peraturan baru tentang kode etik seorang akuntan yang mampu dijadikan pedoman dan landasan dalam bertindak. Membuat undang-undang antisuap agar akuntan dapat bekerja sesuai dengan yang seharusnya dilakukan. Membuat suatu standar global bagi para akuntan untuk keharmonisan bersama.


** jurnal yang telah dibaca : “ PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, SITUASI AUDIT, ETIKA DAN GENDER TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
(Studi Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta)” oleh Rr. Sabrina K. dan Indira Januarti, Universitas Diponegoro.



Waste Management, Inc

Kasus Etika : Waste Management, Inc

Waste management , Inc (WMI) didirikan oleh dua sepupu Dean Buntrock dan Wayne Huizenga. Perusahaan bergerak dalam industri pembuangan limbah di AS. Waste menjadi perusahaan manajemen limbah terbesar di AS. Sayangnya pertumbuhan sebenarnya didukung oleh “kebijakan akuntansi yang agresif” dan ketika profitabiltas dan pertumbuhan riil melambat pada awal periode 1990-an, Dean Buntrock dan rekan-rekannya mulai memanipulasi laporan keuangan perusahaan untuk menjaga tampilan kesuksesan perusahaan. Akhirnya, kurangnya pertumbuhan riil terungkap, manajemen telah berubah dan penyelidikan dimulai. Pada bulan februari 1998, WMI mengumumkan penyajian kembali laba yang dilaporkan dalam periode 1992-1996, mengakui bahwa keuntungan telah digelembungkan sebesar $3,54 miliar sebelum pajak. Dampaknya harga saham WMI tidak menguntungkan dan pertumbuhan saham mulai rusak.

SEC menyelidiki dan memasukan tuntutan atas kecurangan besar-besaran terhadap mantan pejabat WMI, Arthur Andersen sebagai auditor, dan beberapa mitra Arthur Andersen. Arthur Andersen dikenakan denda sebesar $7 juta, sedangkan mitra-mitranya dikenakan denda dan dilarang berpraktik lagi oleh SEC. Untuk membayar tuntutan atas class action dari para pemegang saham, WMI membayar denda sebesar $677 juta ,dan Arthur Andersen membayar denda $95 juta.

Pada bulan juli 1997, Buntrock menyerahkan jabatannya untuk Ronald T. Lemay yang sebelumnya adalah seorang eksekutif di Sprint Corp. Pada tanggal 29 oktober , setelah 3 bulan ia bekerja di WMI, ia mengundurkan diri dan kembali ke perusahaan lamanya. Namun, Lemay telah melakukan penyelidikan atas manipulasi akuntansi yang kemudian menjadi titik awal untuk mengetahui perlunya penyajian kembali laporan keuangan periode 1992-1996 yang diperlukan untuk mengoreksi berbagai penggelembungan dan titik awal untuk investigasi SEC berikutnya. Dalam informasi yang di rilis SEC pada tanggal 28 maret 2002, SEC membuat tuduhan sebagai berikut :
Terdakwa secara curang memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan secara tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan ini. Diantaranya :
  • Menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai sisa yang tidak mendukung dan meningkat sisanya serta memeperpanjang masa manfaat.
  • Menetapkan nilai sisa dengan sewenang-wenang pada asset lain yang sebelumnya tidak memiliki nilai sisa.
  • Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembungan sampah karena mereka telah dipenuhi dengan sampah.
  • Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya akibat ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat pembungan sampahnya.
  • Membentuk cadangan lingkungan yang meningkat sehubungan dengan akuisisi sehingga kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari pencatatan beban usaha yang tidak terkait.
  •  Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar.
  • Gagal untuk membentuk cadangan yang cukup untuk membayar pajak penghasilan dan biaya-biaya lainnya.

Manipulasi ini menimbulkan jumlah agregat selama periode 1992-1996 seperti ditunjukan oleh penyajian kembali kumulatif yang diumumkan pada awal tahun 1998 sebagaimana dilaporkan dalam keluhan SEC. Arthur Andersen melanjutkan tugasnya sebagai auditor perusahaan tetapi dengan pengawasan komite audit dan melibatkan KAP Big 5 lainnya untuk mengawasi penyajian kembali laporan keuangan. Pada bulan februari 1998 WMI mengumumkan bahwa perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan untuk periode 1992-1996 serta tiga kuatal pertama tahun 1997. Dalam penyajian kembali, melalui tiga kuartal pertama, perusahaan mengakui secara material telah menggelembungkan laba sebelum pajak sekitar $1,7 miliar dan mengecilkan elemen tertentu dari beban pajaknya sebesar $190 juta. Perusahaan mengakui bahwa secara keseluruhan perusahaan telah menggelembungkan laba bersih setelah pajak sebesar lebih dari $1 miliar.

Pada awal kecurangan , manajemen menutup biaya audit Andersen dan menyarankan para mitra Andersen bahwa KAP bisa mendapatkan biaya tambahan melalui “pekerjaan khusus”. Akan tetapi Andersen mengidentifikasi praktik akuntansi yang tidak benar serta mengukur dampaknya pada laporan keuangan perusahaan. Andersen menagih kantor pusat perusahaan WMI sebesar $7,5 juta untuk biaya audit. Hal tersebut berlangsung selama periode tujuh tahun. Namun, Andersen juga menagih biaya sebesar $11,8 juta untuk biaya lain diantaranya banyak yang terkait dengan pajak, layanan konsultasi, dan masalah regulasi. Selain itu entitas yang terkait, Andersen Consulting juga menagih kantor pusat WMI sebesar $6 juga untuk tambahan biaya non audit.

Namun, walaupun bersalah, Arthur Andersen tidak dipecat sebagai auditor WMI sampai tahun 2010. Menurut komite audit, Arthur Andersen terus membantu pemeriksaan akuntansi. “jika anda ingin menemukan dimana tulang dikuburkan, … ‘anda harus menggunakan anjing.’”. Arthur Andersen dan WMI telah digugat untuk beberapa class action oleh banyak pemegang saham yang marah. Tidak mengherankan jika timbul keyakinan bahwa para pemegang saham akan ditempatkan pada manajemen WMI dan pengumuman laba akan datang terkikis secara parah.

Pertanyaan :

1. Mengapa Arthur Andersen tidak menentang keinginan management WMI?
   Jawab: Karena, Arthur Andersen tertarik untuk menerima tawaran uang sebesar $11,8 juta dari WMI diluar gaji pokok audit sebesar $7,5 juta untuk melakukan kecurangan keuangan yang besar, yaitu memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan menghilangkan dan menunda beban periode berjalan. Selain biaya tersebut ada sebuah entitas yang terkait yaitu Andersen Consulting yang menagih perusahaan WMI sekitar $6 juta untuk biaya tambahan non audit.

2. Apakah aspek-aspek model manajemen resiko yang keliru dipertimbangkan oleh mitra Arthur Andersen?
   Jawab : Kebijakan akuntansi yang agresif dan ketika probabilitas dan pertumbuhan riil melambat pada awal tahun 1990an. Dean Buntrock mulai memanipulasi laporan keuangan perusahaan untuk menjaga tampilan kesuksesan perusahaan.

3. Kepada siapakah seharusnya Arthur Andersen dapat mengeluhkan jika manajemen WMI bertindak tidak benar ?
    Jawab : Komite Audit. American Institute Certified of Publik Accountants (AICPA) menerbitkan SAS no. 60 dan 61 yang bertujuan untuk menciptakan link antara auditor dengan pemilik, yakni melalui komunikasi antara auditor independen dengan komite audit. Hal penting yang disebutkan dalam standar tersebut, antara lain pengungkapan kelemahan pengendalian internal , adanya perbedaan pendapat dengan manajemen, pengaruh dari kebijakan akuntansi tertentu yang signifikan, serta kendala yang dihadapi dalam melakukan audit.

4. Apakah Dewan Direksi WMI dan Komite Audit melakukan pekerjaannya?
    Jawab: Tidak, hal ini terbukti oleh WMI melakukan kecurangan keuangan yang besar, yaitu memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan menghilangkan dan menunda beban periode berjalan. Mereka melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan diantaranya yaitu :
  • Menghindari beban penyusutan truk sampah dengan menetapkan nilai yang tidak mendukung dan meningkat sisa, serta memperpanjang masa manfaat.
  • Menetapkan nilai sisa dengan sewenang – wenang pada aset lain yang sebelumnya tidak memiliki nilai sisa.
  • Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembuangan sampah karena telah dipenuhi dengan sampah.
  • Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya akibat ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat pembuangan sampahnya.
  • Cadangan lingkungan yang meningkat (Kewajiban) sehubungan dengan akuisisi sehingga kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari pencatatan beban usaha yang terkait.
  • Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar.
  • Gagal untuk membentuk cadangan yang cukup (Kewajiban) untuk membayar pajak penghasilan dan biaya – biaya lainnya.
5. Apakah denda yang dikenakan cukup tinggi?
   Jawab : Tidak, karena perusahaan telah melakukan penggelembungan dana sebesar $3,54 miliar, sedangkan Arthur Anderson membayar denda hanya sebesar $7 Juta dan WMI membayar denda hanya sebesar $677 Juta, dengan kontribusi dari Arthur Anderson sebesar $95 Juta.

6. Apakah seharusnya anda menggunakan “Anjing” yang sama untuk menemukan “Tulang” dalam suatu skandal akuntansi?
    Jawab : Seharusnya menggunakan “Anjing” yang berbeda agar “Tulang” dalam skandal akuntansi yang ditemukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa ada manipulasi dan kecurangan laporan keuangan.

Mengundurkan Diri atau Melayani ?

Kasus Etika : Mengundurkan Diri atau Melayani ?

    Prairieland Bank adalah sebuah lembaga keuangan menengah di Midwestern. Namun, akhir-akhir ini CEO perusahaan dipindahkan ke San Francisco untuk mengawasi transaksi besar.
Dari kasus etika tersebut, dapat diketahui kronologi permasalahannya sebagai berikut :
  1. Perusahaan sedang mengalami penurunan profitabilitas. Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah sesuatu dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.
  2. Usulan untuk pihak manajemen agar melakukan upaya tagihan beberapa kredit yang macet dan menyesuaikan beberapa kebijakan akuntansi agar membuatnya tidak terlalu konservatif.
  3. Bent Hunt adalah seorang Auditor untuk Prairieland Bank yang khawatir atas opini yang diberikan atas laporan keuangannya.
  4. Bent Hunt melakukan konsolidasi dengan pihak manajemen perusahaan untuk membahas permasalahannya.
  5. Pihak manajemen menolak usulan tersebut dan mereka membuat kebijakan untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan dalam hal mengasuransikan setiap permasalahan bank.
  6. Ben meminta nasihat kepada James (partner senior diperusahaannya) berkaitan dengan perilaku akuntansi yang dipakai oleh pihak manajemen dan resiko-resiko auditnya.
  7. Ben dan James sepakat bahwa mereka memutuskan mengundurkan diri dari kerja sama dengan Prairieland Bank.
  8. James bertemu dengan Jack Lane (partner senior diperusahaan pesaing) dan Jack Lane baru saja mendapatkan klien Prairieland Bank.
Pertanyaan :
1.  Apakah keputusan yang benar: Mengundurkan diri atau untuk melayani ?
2.  Apakah yang seharusnya James lakukan ?

Jawaban :
1. Apakah keputusan yang benar: Mengundurkan diri atau untuk melayani ?
    Jawab : Mengundurkan diri, Alasannya :
  • Ben dan James sudah tidak sependapat lagi atas kebijakan yang di ambil oleh pihak manajemen   Prairieland Bank. Dan apabila mereka tetap mengikuti keinginan dari pihak manajemen Prairieland Bank maka mereka akan mengalami resiko-resiko sebagai auditor.
  • Jika mereka tetap melayani maka apa yang mereka lakukan akan menyimpang dari standar umum auditor dimana sikap indenpendensi sebagai seorang auditor harus dipertahankan.
  • Dan pada kode etik auditor sendiri menyatakan bahwa “Kode etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksanaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercemin dari sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Dan dalam hal ini Ben dan James apabila mereka tetap mengikuti kebijakan dari pihak Prairieland Bank, mereka tidak bisa menunjukkan sikap berpendirian, karena penilaian yg ia berikan tidak sesuai dengan penilaian yang proporsional dan kontekstual yang ia temukan di perusahaan tersebut. Dalam hal ini adalah “Penjelasan bahwa ketentuan untuk pinjaman yang diragukan terlalu rendah, sedangkan pihak perusahaan Prairieland Bank tidak ingin meningkatkannya karena akan menurunkan keuntungannya.

2. Apakah yang seharusnya James Lakukan ?
   Jawab : Dengan melihat keadaan permalasahannya maka james sebaiknya memberitahukan kepada Jack Lane bahwa dia baru saja mengundurkan diri sebagai mitra dari Prairieland Bank dengan menjabarkan alasan-alasan kenapa dia berhenti agar membuat Jack Line menimbang kembali tawaran yang telah diambil.