Minggu, 27 April 2014

Sejarah, Perkembangan dan Standar Akuntansi di Indonesia dan Internasional

1. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Indonesia

          Sejarah akuntansi di Indonesia tentu saja tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya. Dengan kata lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia meskipun pada saat itu masyarakat Indonesia sendiri memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Menurut Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.
Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat di bagi atas zaman kolonial dan zaman kemerdekaan.

a.  Zaman kolonial

          Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16 dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang didirikan pada tahun 1602. VOC membuka cabangna di Batavia pada tahun 1619 dan akhie abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC  memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, dan sejak saat itu Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.

          Sehubungan dengan itu, Ans Saribanon (1980) mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal itu ditunjukan dengan adanya sebuah Instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (eksploitai) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya.

          Setelah VOC bubar pada tahun 2799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-942 yang catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit (bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin) di Batavia.

          Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda yang didirikan atau membuka cabang di Indonesia. Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sitem Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya pemikiran konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya sangat menekankan pada prakti-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaanBelanda. Sedangkan, segmen bisnis menengah kebawah dikuasai oleh pedagang keturunan, yaitu : Cina, India, dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembkuannya menggunakan atau dipengaruhi oleh sistem asal etnis yang bersangkutan.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan sistem pembukuan asal etnis sebagai berikut:

1.  Sistem pembukuan cina, yang terdiri dari 5 kelompok, yaitu:
  • Sistem Hokkian (Amoy)
  • Sistem Kanton
  • Sistem Hokka
  • Sistem Tio Tjoe atau sistem Swatow
  • Sistem Gaya Baru (new system)
2.  Sistem pembukuan India atau Sistem Bombay
3.  Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut

          Sejalan dengan itu, pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), kondisi pembukuan pada masa pendudukan jepang  tidak mengalami perubahan yang berarti, tetap menggunakan pola Belanda. Hal tersebut karena pada masa itu banyak orang Belanda yang dimasukan kedalam sel oleh tentara Jepang, dan  ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja. Sehingga diadakan pelatihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola Belanda.  Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.

b.  Zaman kemerdekaan

          Sistem akuntansi yang berlaku di Indonesia awalnya adalah sistem akuntansi Belanda yang lebih dikenal dengan sistem tata buku.  Sistem ini merupakan subsistem dari ilmu akuntansi dalam bidang metode pencatatan, jadi bukan seperti disiplin ilmu akuntansi yang dikenal di Amerika.  Pendidikan formal yang mengajarkan tata buku ini adalah SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama), SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas), serta SMA (Sekolah Menengah Atas) jurusan sosial dan seterusnya di Universitas yang memiliki Fakultas Ekonomi.

          Di dunia pendidikan tinggi kurikulum akuntansinya berpola Belanda masih berpengaruh kuat sampai dengan pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu untuk memperoleh gelar akuntan harus melalui sistem panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi ekonomi perusahaa, dan 2 tahun untuk studi akuntansi dengan buku teks karangan penulis Belanda yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh R. Soeminta Adikoesoemah antara lain Tata Buku Amanuli ; Tata Buku Lanjutan oleh Dr. A.J.A. Prange, dan lain sebagainya.

          Tingkat pendidikan menengah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya adalah Tatat Buku-Amanuli dan Hitung Dagang saduran Effendi harahap maupun buku-buku karangan Z.A. Moechtar bahkan sampai dengan dasawarsa 1970-an.
Setelah kemerdekaan, kebencian kepada belanda juga mempengaruhi eksistensi perusahaan Belanda sehingga pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk. Modal asing yang masuk ini umumnya berasal dari perusahaan Amerika. Amerika juga membawa sistem akuntansinya tersendiri yang haus diikuti oleh perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap mengikuti sistem akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme sistem akuntansi di Indonesia.

          Pada tahun 1905 dengan diterapkannya kebijaksanaan pintu terbuka, beberapa perusahaan asing selain Belanda mulai masuk dan beroperasi di Indonesia, antara lain Shell (Inggris), Caltex dan Stanvak (Amerika Serikat), maka nuansa baru praktik pembukuan mulai timbul di Indonesia, namun masih terbatas sekali pengaruhnya.

          Masuknya modal asing ke Indonesia serentak dengan masuknya bantuan luar negeri khususnya dari Amerika dan sekutunya sehingga pemerintah Amerika juga memberikan bantuan berupa sistem akuntansi di pemerintahan, dosen-dosen tamu yang mengajar di berbagai universitas di Indonesia, dan memberikan beasiswa kepada dosen Indonesia untuk belajar di Amerika. Maka muncullah sistem baru, buku-buku teks akuntansi Amerika dan mejadi bahan pelajaran di universitas. Ahli-ahli akuntansi pun semakin banyak . Sistem auntansi Amerika lebih dominan.

          Pada tahun 1980 pemerintah Indonesia atas bantuan pinjaman dari World Bank melakukan upaya hamonisasi sistem akuntansi sehingga diupayakan untuk meghapus dualism tadi. Upaya yang dilakukan yaitu mendirikan Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) di empat universitas, yaitu UI, UGM, UNPAD, dan USU.  PPA ini disampin memberikan beasiswa kepada dosen-dosen perguruan tinggi juga melakukan penataran akuntansi kepada seluruh guru-guru tata buku di SMEA maupun SMA di Indonesia. Dengan selesainya proyek itu, maka di SMEA, SMA dan diikuti oleh lembaga kursus sistem akuntansi Amerikalah yang diajarkan dan berakhirlah sistem dualisme sistem akuntansi  dan pendidikan akuntansi di Indonesia.


2. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Internasional

          Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, dan cacatan tertua ang ditemukan sampai saat ini masih disimpan dan berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi, dan juga diperoleh dimesir dan yunani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan serinng tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Ialia setelah dikenal angka-angka decimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi secara bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system). Oleh pedagang-pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu.

          Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah ditebitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Lucas Pacioli dengan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita  yang diterbitkan di tahun 1494 di Venesia yang berisi tentang pelajaran ilmu pasti. Namun didalam buku itu terdapa ebberapabagian yang berisi pelajaran pembukan untuk para pengusaha. Bagian itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku itu kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh pengarang beriktnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistem yang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau sistem tata buku disebut juga sistem continental ke Anglo-Saxon. Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat terutama inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industry. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut Accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di Negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah digunakan computer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselasaikan dengan lebih baik dan fisien. Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (anglo-saxon) mulai diperkenalkan di Indoneia. Jadi, sistem pembukuan yang dipkai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (continental) ke sistem Amerika (anglo-saxon).

          Menurut Choi dan Muller (a998:1) bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) factor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi. Ketiga factor tersebut dalam perjalanan/ perkembangan akuntansi sangat berperan dan menetukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan decade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadnya evolusi dari “theorizing” ke “conceptualizing”.

          Iqbal, Melcher dan Elmallah(1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar Negara, pembanding prinsip-prinsip akuntansi di Negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

          Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan yang umumnya dianggap sebagai awal pencipta akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini berawal dari Italia pada abad ke 14 dan 15.

          Perkembangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. Pembukuan Italia kemudia beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zama Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hamper bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan aparat pemerintahan di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah. Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk megelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tahun 1850-an dan suatu profesi akuntansi public yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 870-an. Praktik akuntansu Inggris menyebar luas tidak hanya di sluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada pada waktu itu.

Sumber:


3. Standar Akuntansi di Indonesia

a.  Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

          Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik tingkat nasional, regional, maupun global, khususnya yang mempengaruhidunia usaha dan profesiakuntansi sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip AKuntansi Indonesia (komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Pada periode kepengurusan tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 september1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.

b.  Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

          Standar AKuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar  Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang ada seperti IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK Syariah dan juga SAP. Selain itu untuk keseragaman laporan keuangan, standar akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS.

          Sejak tahun 1994, IAI juga memutuskan untuk melakukan hamonisasi dengan standar akuntansi internasiona dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemuadian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan  International Financial Reporting Standar (IFRS). Dalam perkembanganny, standar akuntansi keuangan ters direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revis telah dilakukan 6 kali yaitu pada 1 Oktober 195, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004 dan 1 September 2007. Buku “Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besa, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK dan 7 ISAK.

          Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesai dengan kebutuhannya. Awalnya, cikal bakal penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Stuktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk PAI yang bertugas selama 4 periode kepenguruan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya pada kepengurusan IAI tahun 1994-1998 Komite PAI diubah namanya menjadi Komite SAK.
Sekarang ini Standar Akuntansi yang dikeluarkan IAI disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya standar akuntansi untuk entitas syariah maka ada dua jenis standar akuntansi, yaitu standar akuntansi konvensional dan syariah yang saling mendukung.


4. Standar Akuntansi Internasional

          Di USA berlaku General Accepted Accounting Principle (GAAP), kemudian Accounting Principle Board Statement (APBS) dan yang terakhir menjadi FASB Statement. Di USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar akuntansi adalah Financial Accounting Standard Board (FASB)  yang bebas dari pengaruh profesi secara langsung. Namun, pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh AICPA. FASB mengelarkan  Statement of Financial AccountingStandards dan Interpretation  bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA.
Adapaun pihak yang ikut serta dalam menyusun standar akuntansi di Amerika adalah :
  1. Kantor Akuntan Besar yang dikenal dngan “Big 8”
  2. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) – Akuntan Publik
  3. Financial Accounting Standard Board (FASB) – Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
  4. Governmental Accounting Standard Board (GASB) – Lembaga Penyusun Standar Akuntansi untuk Pemerintah.
  5. Securities and Exchange Commision (SEC) – Badan Pengawasan Pasar Modal
  6. American Accounting Association (AAA) – Organisasi Akademik
  7. Financial Executives Institute (FEI) – Para Eksekutif Keuangan
  8. The Institute of Management Accounting dahulu namanya National Association of Accountant (NAA) – Organisasi Akuntan Manajemen
  9. Dan lain-lain

a.  Kantor Akuntan Big Eight (Big 8)

          Banyak pengaruh prinsipil yang disarankan kantor akuntan besar ini dalam perkembangan aukntansi secara keseluruhan. Sebelum adanya standar yang baru masing-masing kantor ini sebenernya sudah memiliki praktik akuntansi yang mungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor lain. Mereka ini banyak mengeluarkan dana untuk kepentingan riset dan pengembangan profesi akuntansi ini secara keseluruhan. Adapun 8 kantor akuntan besar ini yaitu Arthur Andersen & Co ; Arthur Young & Co ; Coopers and Lybrand ; Ernst and Whinney ; Price waterhouse & Co ; Deloitte, Hanskins and Sells ; Peat Marwick, Mitchell & Co ; dan Touche Ross & Co. namun pada tahun terakhir ini beberapa kantor akuntan ini sudah melakukan merger sehingga sekarang dikenal dengan “Big 5” yang terdiri dari yaitu Arthur Andersen ; Ernst and Young ; Price waterhouse ; Deloitte & Touche ; dan KPMG. Namun, karena  Arthur Andersen bubar akibat kasus Enron, saat ini hanya tersisa “Big 4” yaitu Ernst and Young ; Price waterhouse ; Deloitte & Touche ; dan KPM.

b.  Financial Accounting Standard Board (FASB)

          Pada tahun 1930 AICPA menunjuk tim yang bekerja sama dengan SEC dan terbentuklah sebuah komite yang disebut Committee on Accounting Procedures yang anggotanya terdir dari praktisi di bidang Akuntan Publik. Selama masa kerjanya komite ini mengeluarkan 51 ARB (Accounting Research Bulletins) dar tahun 1939-1959. Komite ini berhasil melahirkan beberapa standar akuntansi tetapi tidak berhasil merumuskan struktur dari standar akuntansi dan akhirnya tahun 1959 AICPA membentuk APB (Accounting Principle Board). Badan ini lebih banyak wewenangnya dari komite sebelumnya dan mengeluarkan APB Opinion sebanyak 31 dari tahun 1959-1973. Pada tahun 1971 karena kekhawatiran akan campur tangan pemerintah terhadap penyusunan standar akuntansi, AICPA menunjuk Wheat Committee yang membubarkan APB dan membentu FAF (financial accounting foundation) serta membawahi FASB dan FASAC (financial accounting standards advisory council).
Untuk memperjelas FASB statement, kadang-kadang FASB harus mengeluarkan FASB Interpretation yang memiliki kekuatan yang sama dengan statement.

c.  Securities and Exchange Commision (SEC)

          SEC sebagai lembaga yang mengatur mengenai pasar modal di USA dibentuk tahun 1934 dan bertanggungjawab untuk mengatur dan menyusun undang-undang bursa efek dan menjamin bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang go public disajikan secara layak dan full disclosure. Oleh karena itu, SEC bersama lembaga lain ikut aktif dalam melahirkan suatu standar akuntansi. Berdasarkan Securities Acts tahun 1934, SEC memiliki kekuasaan untuk menetapkan standar akuntansi.namun, dalam praktik kekuasaan akuntansi yang dimilikinya ini didelegasikan ke FASB sepanjang tidak diatur lain oleh SEC, lihat ARS No. 150 yang mengatakan bahwa FASB adalah badan resmi yang menyusun standar akuntansi.

d.  American Accounting Association (AAA)

          The AAA adalah organisasi akuntan yang berkiprah di bidang akademik seperti professor, dosen, peneliti, staff, pengajar atau orang yang mempnyai perhatian terhadap pengembangan teori dan praktik akuntansi. Pada mulanya pendekatan AAA dalam merumuskan teori akuntansi adalah induktif dan akhirnya secara perlahan-lahan pindah mengikuti pola deduktif setelah revisi buku Accounting and Reporting Standards for Corporate Financial Statements  pada tahun 1957.

e.  International Financial Reporting standars (IFRS)

          IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi internasional disusun oleh 4 organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional  (IASB) ; Komisi Masyarakat Eropa (EC) ; Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) ; Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).

          Pada tahun 1982, IFAC mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan IFAC pada 1989. Pada 1995 negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian SEC berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 2001 dibentuk IASB sebagai IASC untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip lporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada tahun 2001, IASC, IASB, dan SIC mengadopsi IASB. Pada tahun 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah ini untuk mejadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.

          Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150 negara termasuk jepang, china, kanada, dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya 85 negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestic atau perusahaan yang tercatat. Bagi perusahaan yang go internasional atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia, danbeberapa Negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS. Proses yang panjang  tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang meupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasakan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah Negara beralih ke IFRS, artinya Negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan.

Sumber:


2 komentar:

  1. terimakasih informasinya semoga membantu.salam st3telkom

    BalasHapus
  2. Kabar baik!!!

    Nama saya teddy dan saya dari Jawa Tengah Indonesia dan alamat saya KP. KADU RT 10 RW 04 KEL SUKAMULYA KEC CIKUPA KAB TANGERANG BANTEN, Saya baru saja menerima pinjaman Rp 3 Miliar (Small Business Admintration (SBA) dari Perusahaan Pinjaman Dangote setelah membaca artikel dari Lady Jane Alice (ladyjanealice@gmail.com) dan Mahammad Ismali (mahammadismali234@gmail.com) tentang cara mendapatkan
    pinjaman dari Perusahaan Pinjaman Dangote dengan tingkat bunga 2% tanpa lisensi atau biaya gurantor, saya baru saja melamar melalui email dan ikhlas selama prosesnya, awalnya saya takut mengira itu seperti penipuan perusahaan peminjaman sebelumnya, tetapi yang mengejutkan saya ini nyata bahwa saya juga berjanji akan memberi tahu lebih banyak orang, percayalah itu nyata 100%, pelamar lain dari negara lain juga dapat bersaksi.

    Email Perusahaan Pinjaman Dangote Melalui email: Dangotegrouploandepartment@gmail.com

    Email saya: teddydouble334@yahoo.com

    BalasHapus